Syuqran Jazilan for d click :)

Photobucket

My Friend

Jumaat, 21 Disember 2012

Indahnya TuturKata Rasulullah s.a.w

Figure 1: 4 Sahabat Rasulullah 


Tutur kata Rasulullah S.a.w


Telah kita ketahui bersama beberapa sifat Rasulullah . Sekarang kita ingin mengetahui tutur kata dan cara berbicara beliau. Sebelumnya, marilah kita semak penuturan 'Aisyah radhiyallahu anha: 

"Rasulullah tidaklah berbicara seperti yang biasa kamu lakukan (iaitu berbicara dengan nada cepat). Namun beliau berbicara dengan nada perlahan dan dengan perkataan yang jelas dan terang lagi mudah dihafal oleh orang yang mendengarnya." (HR. Abu Daud) 

Beliau adalah seorang yang rendah hati lagi lemah lembut, sangat senang jika perkataannya dapat difahami. Di antara bentuk kepedulian beliau terhadap umat ialah dengan memperhatikan tingkatan-tingkatan intelektualiti dan pemahaman mereka di dalam berkomunikasi. Hal tersebut menunjukkan bahawa beliau adalah seorang yang sangat penyantun lagi sabar. Diriwayatkan dari 'Aiysahradhiyallahu 'anha bahawa ia berkata: 

"Tutur kata Rasulullah sangat teratur, untaian demi untaian kalimat tersusun dengan rapi, sehingga mudah difahami oleh orang yang mendengarkannya." (HR. Abu Daud) 

Cubalah perhatikan kelemahlembutan dan keluasan hati Rasulullah , beliau sudi mengulangi perkataan agar dapat difahami! 

Anas bin Malik Radhiyallahu anhu mengungkapkan kepada kita: 

"Rasulullah sering mengulangi perkataannya tiga kali agar dapat difahami." (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah selalu berlaku lemah lembut kepada orang lain. Dengan sikap seperti itulah orang-orang menjadi takut, segan serta hormat kepada beliau! 

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu ia berkata: 

Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah . Beliau mengajak laki-laki itu berbicara sehingga membuatnya menggigil ketakutan. Rasulullah berkata kepadanya: 

"Tenangkanlah dirimu! Sesungguhnya aku bukanlah seorang raja. Aku hanyalah putera seorang wanita yang biasa memakan dendeng." (HR. Ibnu Majah)



P/s: kita manusia yang jahil yang banyak dosa, sekurang2nya kita boleh berubah untuk ikuti sikap seperti Baginda. Allahhuakhbar! Seindah dirinya seperti bulan purnama yang menerangi alam buana.

Pernikahan Barakah


Ada pernikahan yang penuh barakah. Ada pernikahan yang sedikit
kebarakahannya. Dan yang paling menakutkan, adalah pernikahan yang tidak akan
pernah ada kebarakahan di dalamnya.
Pernikahan yang bagaimanakah yang tidak akan pernah ada kebarakahan di
dalamnya?


Rasulullah Saw. menunjukkan, "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya)
karena silau akan kekayaan laki-laki itu meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka
tidak pernah pernikahan itu akan dibarakahi-Nya."


Sebahagian pernikahan kurang barakah karena niatnya yang tidak tepat. Sebahagian
disebabkan oleh berbagai hal selama proses berlangsung. Sebahagian dipengaruhi oleh
pelaksanaan pernikahan. Sebahagian disebabkan akhlak setelah menikah. Tetapi
perubahan akhlak setelah menikah, banyak disebabkan oleh niat orang yang menikah
dan yang menikahkan (kerana itu, ajaklah orang tua berbicara). Pernikahan yang
barakah insya-Allah justru menjadikan akhlak keduanya semakin baik. Bila
sebelumnya masih kurang sesuai dengan keutamaan akhlak, insya-Allah setelah
menikah mereka menjadi baik akhlaknya.


 Ini berdasarkan hadis Nabi:
"Kawinkanlah (zawwajuu) orang-orang yang masih sendirian di antara kamu,
sesungguhnya Allah akan memperbaiki akhlak mereka, meluaskan rezeki mereka,
dan menambah keluhuran mereka."


"Sesungguhnya," kata Rasulullah Saw., "termasuk dari keberuntungan perempuan
adalah mudah lamarannya, ringan mas kawinnya, dan subur rahimnya." (HR
Ahmad).


Sabda Rasulullah Saw.:
"Wanita yang paling agung kebarakahannya, adalah yang paling ringan

maharnya." (HR Ahmad, Al-Hakim, Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih).

Rasulullah juga mengingatkan,"Seorang wanita yang penuh barakah dan mendapat anugerah Allah adalah yang maharnya murah, mudah menikahinya, dan akhlaknya baik. Namun sebaliknya,wanita yang celaka adalah yang mahal maharnya, sulit menikahinya, dan buruk akhlaknya."


Pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Anas r.a.,
Rasulullah bersabda, "Orang yang menikahi wanita karena kedudukannya, Allah
hanya akan menambahinya kehinaan; yang menikahinya karena kekayaannya, Allah
hanya akan memberinya kefakiran; yang menikahinya karena nama besar keturunannya,Allah justru akan menambahinya kerendahan. Namun, laki-laki yang menikahi wanita hanya karena menjaga pandangan mata dan memelihara nafsunya
atau untuk mempererat hubungan kasih-sayang (silaturrahim), maka Allah akan
membarakahi laki-laki itu dan memberi kebarakahan yang sama pada wanita itu
sepanjang ikatan pernikahannya."


Wallahua'lam...

Jumaat, 5 Oktober 2012

Mengapa Allah Menjadikan kita sebagai Khalifah di Muka Bumi


Mengapa Allah Menjadikan kita sebagai Khalifah di Muka Bumi : Tentang Penciptaan Manusia


"...(Allah) yang mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun daripada (kandungan) ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki (memberitahu kepadanya)." - Surah Al-Baqarah: Ayat 255
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang Maha Agung. Mengikut kamus Dewan Bahasa dan Pustaka, manusia ialah makhluk yang mempunyai akal budi.
Jika diperincikan lagi maksudnya, akal daripada aspek manusia bermaksud dapat berfikir, manakala budi pula bermaksud kebijaksanaan.
Jadi bolehlah dirumuskan secara ringkas dan umum daripada segi bahasa, bahawa manusia itu adalah makhluk yang dapat berfikir dengan bijaksana.
Penciptaan Manusia

Dalam Al-Quran telah diterangkan mengenai asal penciptaan manusia yang bermula daripada tanah (Nabi Adam a.s.) kemudian seterusnya seperti mana firman Allah s.w.t.:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia daripada suatu sari pati (berasal) daripada tanah. Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." -Surah Al-Mu'minun: Ayat 12-14
Perlu diingat bahawa asal penciptaan manusia di dalam Al-Quran bukanlah sebuah teori atau sangka-sangka manusia.
Ini adalah hakikat penciptaan manusia yang sebenar oleh Allah yang Maha Pencipta dengan sebaik-baik ciptaan-Nya.
Malahan Allah yang Maha Agung juga mampu mencipta sesuatu yang lebih baik dari manusia.
"Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." - Surah Al-Mu'min: Ayat 57

Maka mengapa manusia perlu sombong? Sombong dalam segala aspek kehidupan, daripada segi 
hartanya, keluarganya, pangkat dan kekuasaannya dan ilmunya.

Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia daripada tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya daripada saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur." Surah As-Sajadah: Ayat 7-9

Sekiranya manusia merasakan dirinya hebat dengan adanya pangkat dan kekuasaan, silaperhatikan daripada apa ia diciptakan?
Bukankah sperma melalui zakar yang berkongsi dengan air kencing?
Manusia berkongsi tempat dengan saluran najis kencing, hinakah manusia?
Tidak kira siapa pun juga, Presiden Amerika, Russia, China mahupun Sultan, Perdana Menteri hatta para Nabi a.s. sekalipun melalui proses yang sama kecuali Nabi Adam a.s., Hawa dan Nabi Isa a.s.
Akan tetapi, Allah yang Maha Agung telah mengangkat manusia menjadi makhluk yang mulia dan memberi gelaran yang terbaik. Pangkat yang terbaik dan mengatasi segala gelaran atau pangkat yang diberikan oleh manusia.
Pangkat dan gelaran terbaik itu selain para Nabi dan Rasul, adalah Muslim dan kemuliaan yang paling mulia adalah manusia yang paling bertakwa di sisi Allah yang Maha Agung.
Perlu diingat, manusia tidak dapat mengatasi ketakwaan para Nabi dan Rasul kerana mereka adalah maksum.
"...Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." -Al-Hujuraat: Ayat 13

Tujuan Manusia Diciptakan

Pengasas (HPA) Herba Penawar Al-Wahida: Tuan Hj.Ismail

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerosakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau. Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." - Surah Al-Baqarah: Ayat 30

Dalam ayat di atas diterangkan tujuan manusia diciptakan adalah untuk dijadikan khalifah di muka bumi.
Dalam tafsir Ibn Katsir, ayat "menjadikan seorang khalifah" bukan sahaja bermaksud untuk melantik pemimpin dalam kalangan manusia, malahan Allah berkehendak melantik para Nabi dan Rasul.
Selain itu, Allah juga berkehendak menjadikan di antara manusia itu para syuhada, orang-orang soleh, wali-wali, ulama-ulama dan secara umumnya orang yang mencintai Allah serta orang-orang yang mengikuti para rasul-Nya.

Apa yang paling utama adalah Allah yang Maha Penyayang mahu memberi kenikmatan syurga kepada hamba-Nya yang ingin menikmati syurga.
Jadi, adakah kita benar-benar menepati tujuan kita diciptakan?
Adakah kita benar-benar mencintai Allah yang Maha Agung dan mengikuti apa yang diajarkan oleh Rasulullah s.a.w.?
Adakah kita benar-benar mahukan nikmat syurga?
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." -Surah Adz-Dzariyat: Ayat 56

Dalam ayat di atas, Allah secara jelas menerangkan tujuan penciptaan jin dan manusia, iaitu untuk menyembah-Nya. Tidak boleh dipersoalkan lagi. 
Mengikut Ibn Abas r.a., tidak diciptakan mereka (jin dan manusia) itu, kecuali untuk tunduk (patuh) beribadah kepada Allah secara sukarela atau terpaksa.
Dalam tafsir Ibn Katsir juga menerangkan sedemikian dan ditambah, manusia disuruh beribadah kepada-Nya dan bukan kerana Aku (Allah yang Maha Tinggi) memerlukan mereka (manusia).
Jadi, adakah kita benar-benar memerlukan Allah atau kita memerlukan selain-Nya?
Adakah kita lebih memerlukan pangkat, harta dan segala jenis keindahan di dunia melebihi rahmat dan penjagaan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?
"Apakah manusia mengira, bahawa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?" - Surah Al-Qiyaamah : Ayat 36

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia daripada setitis mani yang bercampur, yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), kerana itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat." - Surah Al-Insaan: Ayat 2
Manusia diberi ujian berupa tanggungjawab melaksanakan perintah dan menjauhi larangan di bumi sebelum diadili di akhirat, iaitu penentu sama ada masuk syurga atau neraka.
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" - Surah Al-Mu'minuun: Ayat 115

Penciptaan Anggota Badan
"Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu." - Surah Al-Infithaar: Ayat 7-8
Allah yang Maha Penyayang telah menciptakan manusia dengan tubuh badan yang sempurna, seimbang dan rupa yang menarik.
Malah keupayaan berfikir otak termasuk bahasa dan percakapan juga telah sempurna semenjak penciptaan Nabi Adam a.s.
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." -Surah Al-Tin: Ayat 4

Anggota badan telah diletakkan sesuai pada tempatnya dan mudah digunakan. Jari-jari yang fleksibel, mata yang dilengkapi alis mata dan semua penciptaan asal dari Allah telah sempurna dan sesuai pada tempatnya. 

Samakah penciptaan anggota tiruan manusia dengan penciptaan original oleh Allah yang Maha Agung?

1.      Manakah yang lebih baik antara tangan tiruan ciptaan manusia dengan tangan original ciptaan Allah? Jawapan: Tentulah yang original.
2.      Manakah yang lebih baik antara kaki tiruan ciptaan manusia dengan kaki original ciptaan Allah? Jawapan: Tentulah yang original.
3.      Manakah yang lebih baik antara pendengaran (telinga) dan penglihatan (mata) tiruan ciptaan manusia dengan mata dan telinga original ciptaan Allah? Jawapan: Tentulah yang original.
4.      Manakah yang lebih baik antara hukum tiruan ciptaan manusia dengan hukum original (Al-Quran) ciptaan Allah? Jawapan: Jawablah dengan penuh kejujuran dan keikhlasan. Nikmat manakah yang hendak kita dustakan lagi?
Persoalan
Antara Sifat-Sifat Semula jadi Manusia
01.Mengakui Kewujudan Tuhan
Semua manusia telah diciptakan oleh Allah berada dalam keadaan mengakui akan kewujudan yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu sama ada secara sedar atau tidak.
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui..." - Surah Ar-Ruum: Ayat 30

Disebabkan oleh manusia sudah fitrahnya (fitrah disini bermaksud pembawaan atau sifat-sifat semulajadi) mengakui akan kewujudan Tuhan, maka manusia perlu mencari bagaimana memohon (mengadu nasib, melepaskan diri dari kesulitan dan sebagainya) kepada Tuhan.

Maka diutuskan para Rasul untuk memberi penjelasan kepada manusia mengenai Tuhan yang wajib disembah dan sebenar-benar tempat bermohon, iaitu hanya menyembah Allah yang Maha Esa dan tidak mensyirikkannya (agama tauhid).

Oleh sebab itu, wajiblah bagi manusia untuk menuntut ilmu. Ilmu yang diajarkan oleh para Nabi dan Rasul supaya tetap di jalan agama Allah yang lurus dan tidak terjerumus dalam kesyirikan dan melanggar fitrah yang ditetapkan oleh Allah yang Maha Agung.
Perumpamaannya, seperti fitrah bumi dan bulan yang beredar dalam orbitnya.
Andai kata bumi dan bulan melanggar sifat semulajadinya, pasti hancur keduanya berlanggar sesama sendiri.
Begitu juga manusia, jika melanggar fitrahnya, maka porak perandalah sistem kehidupan.
02.Dorongan Fisiologi
Dorongan fisiologi disini bermaksud pentadbiran sistem badan tanpa sedar atau tanpa perlu berfikir dan tanpa kehendak. Ini adalah salah satu nikmat terbesar daripada Allah dan sangat diperlukan oleh manusia untuk meneruskan kehidupan dan mengembangkan populasi manusia di muka bumi.
Sesungguhnya Allah Maha Teliti ciptaan-Nya.
"Musa berkata: Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk." - Surah Thaahaa: Ayat 50
a. Contohnya, perjalanan sperma, jantung yang berdegup, kefungsian buah pinggang, kelenjar pituitari, sistem pernafasan dan pelbagai lagi nikmat yang dikurniakan kepada manusia secara semulajadi tanpa manusia perlu berfikir untuk melakukan itu semua.
Persoalannya, berapa ramaikah di antara manusia pernah bersyukur akan nikmat jantung, buah pinggang, hormon dan pelbagai lagi nikmat-Nya?
Pernahkah walau sekali ketika selepas solat kita berdoa agar Allah yang Maha Penyayang mengekalkan nikmat mata yang berkelip, jantung yang berdegup atau sekurang-kurangnya mengucapkan syukur atas nikmat yang tidak terhingga ini?
b. Termasuk dalam dorongan fisiologi adalah nafsu. Nafsu bermaksud dorongan hati atau keinginan yang kuat. Kadangkala kita juga memerlukan kehendak, contohnya apabila lapar, perut perlu diisi. Maksudnya kita tidak perlu berfikir samada perlu lapar atau tidak. Ia berlaku secara semulajadi. 
"(Nabi Yusuf a.s berkata) Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), kerana sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." -Surah Yusuf: Ayat 53
Ini bermaksud nafsu itu adalah rahmat dan nikmat kepada manusia, tetapi dorongan hati yang kuat untuk melakukan kemaksiatanlah antara punca kejahatan dan ia dipanggil hawa nafsu.
Apa yang paling penting adalah, manusia perlu mengenal dan memahami perbezaan nafsu dan hawa nafsu dan bukan memeranginya, tetapi mengendalikannya kerana ia sebahagian daripada fitrah manusia.
Bagaimana mungkin kita memerangi fitrah Allah yang Maha Pencipta segala sesuatu?
Ciptaan Allah yang Maha Agung adalah sempurna dan tiada kekurangan sebesar zarah sekalipun; mahupun yang lebih kecil daripada itu. Setelah menciptakan, Dia tidak pula membiarkannya begitu sahaja seperti di dalam ayat di bawah:
"Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya (gelap-gelita) dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya." - Surah Asy-Syams: Ayat 1-10
Oleh sebab manusia diberikan nafsu, maka diilhamkan kepada manusia jalan kefasikan dan ketakwaan. Maksudnya dalam tafsir Ibn Katsir adalah 'diberi kefahaman kepada manusia mengenai jalan kebaikan dan keburukan'.
Jadi, manusialah yang memilih mahu berbuat kebaikan atau keburukan berdasarkan tahap pengendalian nafsunya.

Sumpah Allah yang Maha Agung dalam ayat di atas dimulakan dengan penciptaan yang lebih besar daripada penciptaan manusia, iaitu penciptaan alam semesta serta penciptaan langit dan bumi serta memberi peringatan kepada manusia bahawa segala sesuatu adalah ciptaan Allah yang Maha Agung termasuk jalan kefasikan dan ketakwaan.

Sila perhatikan akhir Surah Asy-Syams bagaimana orang yang cenderung mengikut hawa nafsu mengakhiri hidupnya.

03.Dorongan Kerohanian atau Spiritual


"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya kerana mencari keredaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat." - Surah Al-Baqarah: Ayat 265
Manusia fitrahnya menyukai kebaikan, ketenteraman, rasa kasih sayang, hatta penganiaya, perompak atau orang yang zalim seumpamanya juga mahukan kebaikan, kasih sayang dan suasana yang harmoni.
Contohnya, seorang pencuri akan berasa marah bila barangannya sendiri dicuri atau peragut juga akan berasa marah jika dia sendiri diragut serta penjajah juga akan berasa marah bila negaranya sendiri dijajah. Ini adalah fitrah manusia yang sentiasa inginkan kebaikan.
Dalam Surah Al-Baqarah, ayat 265 di atas diterangkan, manusia yang membelanjakan hartanya di jalan Allah yang Maha Agung dan benar-benar yakin akan pahala amal perbuatannya itu (Rujukan Ibn Katsir).
Daripada aspek lain, manusia berusaha memenuhkan atau memuaskan keperluan rohaninya dengan cara berbuat perkara-perkara kebaikan.
Persoalannya, jika manusia secara semulajadi inginkan kebaikan, mengapa ramai manusia yang berbuat kejahatan? Apakah yang memperdayakan manusia sehingga derhaka kepada Allah yang Maha Tinggi?

Jawapan : Ini disebabkan manusia terpedaya dengan hasutan syaitan yang memang membenci dan bersumpah untuk menyesatkan semua manusia. Manusia juga gagal melawan hasutan syaitan kerana kegagalan mengendali hawa nafsunya dan kegagalan mengendali hawa nafsu pula disebabkan tiada ilmu 


Antara Sikap dan Perangai Manusia

1. Tergesa-gesa

"Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera." - Surah Al-Anbiyaa': Ayat 37
Manusia bersifat tergesa-gesa dalam pelbagai urusan harian termasuk juga dalam hal keagamaan. Contohnya dalam berdoa, solat dan lain-lain.
2. Berselisih Pendapat

"Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah kerana suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu." - Surah Yunus: Ayat 19
Berselisih pendapat dan kepelbagaian pendapat mempunyai maksud yang berbeza.
Berselisih pendapat bermaksud bersengketa atau tiada muafakat serta berpecah belah.
Manakala kepelbagaian pendapat bermaksud berbagai-bagai atau bermacam cara.
Contohnya, kepelbagaian pendapat para sahabat radiyallahu anh dan para ulama mazhab terdahulu adalah berdasarkan pemahaman mereka dalam Al-Quran dan Hadis dan semua pendapat mereka adalah benar.
"Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, iaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, kerana dengki antara mereka sendiri..." - Surah Al Baqarah: Ayat 213
Tetapi, bukankah Allah yang Maha Agung yang menciptakan jalan kefasikan dan ketakwaan? Mengapakah Allah yang Maha Agung mencipta perselisihan pada hamba-Nya?
Perlu diingat segala perkara yang manusia gelar sebagai kebaikan mahupun keburukan adalah datang dari Allah yang Maha Agung, kebaikan adalah rahmat-Nya, keburukan juga rahmat-Nya sebagai ujian pada manusia, seperti dalam,
"...Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, nescaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlumba-lumbalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka (iaitu orang yang bersepakat membuat hukum sendiri dan meninggalkan Al-Quran dan As-Sunnah)." - Surah Al-Maa'idah: Ayat 48-49
Ayat di atas juga adalah satu perintah agar tetap berpegang pada Al-Quran dan As-Sunnah dan tidak membuat keputusan berdasarkan logik yang terdorong oleh hawa nafsu semata-mata terutama mengenai prinsip-prinsip Islam termasuk dari segi struktur pemerintahan, perundangan, pendidikan, sistem kemasyarakatan, ekonomi dan kerohanian.
Kecacatan salah satu dari sistem tersebut bermakna keruntuhan tamadun atau khilafah Islam.
Ini bermakna, salah satu cara asas dan umum bagi mewujudkan kembali khilafah Islam dan menyatukan umat Islam adalah dengan kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah dengan sebenar-benar pemahaman (pemahaman sahabat r.a., tabiin dan tabiut tabiin), bukan pemahaman sendiri dan logik akal semata-mata, malah agama tidak didasari dengan logik sepenuhnya kerana akal manusia terbatas.
04.Zalim dan Bodoh

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khuatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh..." - Al Ahzab: Ayat 72
Amanat seperti ayat di atas mengikut Tafsir Ibnu 'Abbas r.a bermaksud ketaatan atau perintah dan larangan.
Sebelum ditawarkan kepada Nabi Adam a.s, ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-ganang, tetapi ditolak kerana takut melanggar perintah Allah yang Maha Agung. Setelah itu Allah yang Maha Agung menawarkan kepada Nabi Adam a.s dan diterima oleh Nabi Adam a.s. Firman-Nya kepada Nabi Adam a.s,'Jika engkau berbuat baik, engkau diberi balasan, jika berbuat buruk, engkau akan disiksa.' - Rujukan tafsir Ibn Katsir.
Maksud manusia menjadi zalim dan bodoh kerana setelah tahu wujudnya syurga dan neraka, mereka tetap mahu mencari jalan menuju ke neraka dan setelah nampak kebenaran mereka memilih kesesatan. Mohon semoga Allah yang Maha Penyayang melindungi kita dari azab api neraka. Hanya kepada Allah yang Maha Penyayang kita mohon pertolongan.
05.Mengeluh dan Kikir 

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir." - Surah Al-Ma'aarij: Ayat 19
Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, "Seburuk-buruk perangai yang ada pada seseorang ialah sifat bakhil lagi gelisah dan sifat pengecut lagi pasif."
Riwayat Imam Ahmad dan Abu Daud, dinukil daripada tafsir Al-Munir.
Sebenarnya terlalu banyak untuk diterangkan mengenai sikap dan perangai manusia serta sifatnya seperti lemah, lalai, dengki, berbantah-bantah dan sebagainya.
Manakala sikap dan perangai manusia yang baik adalah lawan pada keburukannya.
Kesimpulan
Bersyukur kita kepada Allah yang Maha Agung yang telah menciptakan manusia dan menyempurnakannya.
Janganlah kita melanggar fitrah yang telah ditetapkan kerana perlanggaran itu boleh membawa kemudaratan yang besar pada manusia seperti yang terjadi pada umat Islam kini. 
Semoga Allah yang Maha Agung menyatukan umat Nabi Muhammad saw dan memenangkan kaum muslimin terhadap orang-orang kafir. Segala puji-pujian bagi Allah yang Maha Agung.
"Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." - Surah Al-Hasyr: Ayat 24


Sabtu, 29 September 2012

Amazing! SubhanaAllah : Sungai Di Dasar Laut

 Rasulullah s.a.w. bersabda: 

“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804]

“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)


Figure 1: Mr.Jacques Yves Costeau

Mr. Jacques Yves Costeau, dia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke pelbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
 Pada suatu hari, ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba dia menemui beberapa kumpulan mata air tawar yang segar dan sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit;dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Surah Al Furqan:53)


Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Dia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinasi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun dia masih belum menemui jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sehingga suatu hari dia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian dia menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al-Quran tentang bertemunya dua lautan (Surah Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering dikaitkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi:-
 “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.” Ertinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” 
Surah Ar-Rahman :19-20


Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al-Quran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Quran ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman yang mana belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.
Berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam benar-benar suatu mukjizat. Akhirnya terbukti pada abad 20, Mr. Costeau berkata bahawa Al Quran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya adalah benar belaka. Justeru itu, dia lalu memeluk Islam.


Allahu Akbar. Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. 
Rasulullah s.a.w. berkata,
"Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air".
Bila seorang bertanya, "Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?"
Rasulullah s.a.w. berkata, "Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran."



Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita , Mexico . Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air masin, lalu anda dapat melihat sebuah "sungai" di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.
Setengah pengkaji mengatakan, ia bukanlah sungai biasa, ia adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak seperti sungai. Luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah SWT.
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang hendak kamu dustakan?" - Surah Ar-Rahman (Ayat 13)


Jumaat, 28 September 2012

Khadijah r.a Sumayyah r.a ~ Tokoh Wanita Islam Di segani


"Ya Allah..

Kau ampunilah dosaku yang telah ku lakukan,
Kau limpahkanlah aku dengan kesabaran yang tiada terbatas,
Kau berikanlah aku kekuatan mental,
Kau kurniakanlah aku dengan sifat keredhaan,
Kau peliharalah lidahku dari kata-kata nista,
Kau kuatkanlah semangatku menempuhi segala cabaran-Mu,
Kau berikanlah aku sifat kasih sesama insan.."

Khadijah Binti Khuwailid

  • Nama sebenar Khadijah Binti Khuwailid Bin Asad Bin Abdul Uzza Bin Qusso
  • Merupakan tokoh perniagaan yang kaya raya
  • Berkahwin dengan Rasulullah ketika berumur 40 tahun
  • Merupakan isteri pertama Rasulullah SAW dan wanita pertama memeluk Islam

Sumbangan dan Pengorbanan:

  • Isteri yang sentiasa memberi sokongan dan dorongan terhadapperjuangan Rasulullah SAW
  • Isteri solehah yang sentiasa setia dan jujur
  • Banyak memberi sumbangan fikiran dan harta untuk perjuangan Rasulullah SAW
  • Memahami tanggungjawab Rasulullah dansentiasa yakin dengan kebenaran perjuangan baginda

 Sumayyah Binti Khabbath

  • Berkahwin dengan Yasir Bin Amir
  • Dikurniakan anak bernama Amar Bin Yasir
  • Memeluk Islam secara rahsia
  • Abu Jahal menikam Sumayyah dengan lembing sehingga mati
  • Wanita pertama syahid dalam Islam

Sumbangan dan pengorbanan:

  • Berani menyatakan yang hak
  • Sanggup mempertaruhkan nyawa kerana
  • mempertahankan kesucian akidah
  • Memberi imej yang baik kepada umat Islam
  • dalam soal mempertahankan agama