Syuqran Jazilan for d click :)

Photobucket

My Friend

Jumaat, 21 Disember 2012

Indahnya TuturKata Rasulullah s.a.w

Figure 1: 4 Sahabat Rasulullah 


Tutur kata Rasulullah S.a.w


Telah kita ketahui bersama beberapa sifat Rasulullah . Sekarang kita ingin mengetahui tutur kata dan cara berbicara beliau. Sebelumnya, marilah kita semak penuturan 'Aisyah radhiyallahu anha: 

"Rasulullah tidaklah berbicara seperti yang biasa kamu lakukan (iaitu berbicara dengan nada cepat). Namun beliau berbicara dengan nada perlahan dan dengan perkataan yang jelas dan terang lagi mudah dihafal oleh orang yang mendengarnya." (HR. Abu Daud) 

Beliau adalah seorang yang rendah hati lagi lemah lembut, sangat senang jika perkataannya dapat difahami. Di antara bentuk kepedulian beliau terhadap umat ialah dengan memperhatikan tingkatan-tingkatan intelektualiti dan pemahaman mereka di dalam berkomunikasi. Hal tersebut menunjukkan bahawa beliau adalah seorang yang sangat penyantun lagi sabar. Diriwayatkan dari 'Aiysahradhiyallahu 'anha bahawa ia berkata: 

"Tutur kata Rasulullah sangat teratur, untaian demi untaian kalimat tersusun dengan rapi, sehingga mudah difahami oleh orang yang mendengarkannya." (HR. Abu Daud) 

Cubalah perhatikan kelemahlembutan dan keluasan hati Rasulullah , beliau sudi mengulangi perkataan agar dapat difahami! 

Anas bin Malik Radhiyallahu anhu mengungkapkan kepada kita: 

"Rasulullah sering mengulangi perkataannya tiga kali agar dapat difahami." (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah selalu berlaku lemah lembut kepada orang lain. Dengan sikap seperti itulah orang-orang menjadi takut, segan serta hormat kepada beliau! 

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu ia berkata: 

Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah . Beliau mengajak laki-laki itu berbicara sehingga membuatnya menggigil ketakutan. Rasulullah berkata kepadanya: 

"Tenangkanlah dirimu! Sesungguhnya aku bukanlah seorang raja. Aku hanyalah putera seorang wanita yang biasa memakan dendeng." (HR. Ibnu Majah)



P/s: kita manusia yang jahil yang banyak dosa, sekurang2nya kita boleh berubah untuk ikuti sikap seperti Baginda. Allahhuakhbar! Seindah dirinya seperti bulan purnama yang menerangi alam buana.

Pernikahan Barakah


Ada pernikahan yang penuh barakah. Ada pernikahan yang sedikit
kebarakahannya. Dan yang paling menakutkan, adalah pernikahan yang tidak akan
pernah ada kebarakahan di dalamnya.
Pernikahan yang bagaimanakah yang tidak akan pernah ada kebarakahan di
dalamnya?


Rasulullah Saw. menunjukkan, "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya)
karena silau akan kekayaan laki-laki itu meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka
tidak pernah pernikahan itu akan dibarakahi-Nya."


Sebahagian pernikahan kurang barakah karena niatnya yang tidak tepat. Sebahagian
disebabkan oleh berbagai hal selama proses berlangsung. Sebahagian dipengaruhi oleh
pelaksanaan pernikahan. Sebahagian disebabkan akhlak setelah menikah. Tetapi
perubahan akhlak setelah menikah, banyak disebabkan oleh niat orang yang menikah
dan yang menikahkan (kerana itu, ajaklah orang tua berbicara). Pernikahan yang
barakah insya-Allah justru menjadikan akhlak keduanya semakin baik. Bila
sebelumnya masih kurang sesuai dengan keutamaan akhlak, insya-Allah setelah
menikah mereka menjadi baik akhlaknya.


 Ini berdasarkan hadis Nabi:
"Kawinkanlah (zawwajuu) orang-orang yang masih sendirian di antara kamu,
sesungguhnya Allah akan memperbaiki akhlak mereka, meluaskan rezeki mereka,
dan menambah keluhuran mereka."


"Sesungguhnya," kata Rasulullah Saw., "termasuk dari keberuntungan perempuan
adalah mudah lamarannya, ringan mas kawinnya, dan subur rahimnya." (HR
Ahmad).


Sabda Rasulullah Saw.:
"Wanita yang paling agung kebarakahannya, adalah yang paling ringan

maharnya." (HR Ahmad, Al-Hakim, Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih).

Rasulullah juga mengingatkan,"Seorang wanita yang penuh barakah dan mendapat anugerah Allah adalah yang maharnya murah, mudah menikahinya, dan akhlaknya baik. Namun sebaliknya,wanita yang celaka adalah yang mahal maharnya, sulit menikahinya, dan buruk akhlaknya."


Pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Anas r.a.,
Rasulullah bersabda, "Orang yang menikahi wanita karena kedudukannya, Allah
hanya akan menambahinya kehinaan; yang menikahinya karena kekayaannya, Allah
hanya akan memberinya kefakiran; yang menikahinya karena nama besar keturunannya,Allah justru akan menambahinya kerendahan. Namun, laki-laki yang menikahi wanita hanya karena menjaga pandangan mata dan memelihara nafsunya
atau untuk mempererat hubungan kasih-sayang (silaturrahim), maka Allah akan
membarakahi laki-laki itu dan memberi kebarakahan yang sama pada wanita itu
sepanjang ikatan pernikahannya."


Wallahua'lam...