Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang agung, sebagaimana sabda Nabi, “Islam itu didirikan di atas lima hal; Bersaksi tiada sesembahan yang hak melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa Ramadhan dan berhaji ke Baitullah.” (Muttafaq ‘alaih)
Keutamaan Puasa Ramadhan
1. Dengan puasa Ramadhan Allah mengampuni dosa orang yang berpuasa dan memaafkan semua kesalahannya, Nabi bersabda, “Barangsiapa
berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah,
maka Allah mengampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
2. Puasa Ramadhan tidak terhingga pahalanya, karena orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala tanpa batas. Setiap muslim amalannya akan diganjar sebesar 10 hingga 700 kali lipat, kecuali puasa. Firman Allah di dalam hadits qudsi, “...Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan mengganjarnya, ia menahan nafsu dan makan karena-Ku.” (HR. Muslim)
3. Puasa dapat membuka pintu syafa’at nanti pada hari Kiamat. Rasulullah bersabda,“Sesungguhnya puasa dan al-Qur’an memberi syafa’at kepada pelakunya pada hari Kiamat. Puasa berkata, “Ya Tuhanku aku telah menahan hasrat makan dan syahwatnya, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya. Berkata pula al-Qur’an, ”Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari tidur untuk qiyamullail, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya. Nabi bersabda, “Maka keduanya diberikan izin untuk memberi syafaat.” (HR. Ahmad)
Meraih Keutamaan Ramadhan
2. Puasa Ramadhan tidak terhingga pahalanya, karena orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala tanpa batas. Setiap muslim amalannya akan diganjar sebesar 10 hingga 700 kali lipat, kecuali puasa. Firman Allah di dalam hadits qudsi, “...Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan mengganjarnya, ia menahan nafsu dan makan karena-Ku.” (HR. Muslim)
3. Puasa dapat membuka pintu syafa’at nanti pada hari Kiamat. Rasulullah bersabda,“Sesungguhnya puasa dan al-Qur’an memberi syafa’at kepada pelakunya pada hari Kiamat. Puasa berkata, “Ya Tuhanku aku telah menahan hasrat makan dan syahwatnya, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya. Berkata pula al-Qur’an, ”Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari tidur untuk qiyamullail, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya. Nabi bersabda, “Maka keduanya diberikan izin untuk memberi syafaat.” (HR. Ahmad)
Meraih Keutamaan Ramadhan
Allah
telah mengistimewakan bulan Ramadhan dari bulan-bulan lainnya dengan
berbagai keutamaan. Maka sepatutnya kita menyambutnya dengan taubat
nasuha dan tekad meraih kebaikan sebanyak-banyaknya di bulan suci ini.
Berikut kiat-kiatnya,
1. Berpuasa dengan benar
1. Berpuasa dengan benar
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa berpuasa karena keimanan dan semata-mata mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Yang perlu diperhatikan agar bisa berpuasa dengan benar;
Yang perlu diperhatikan agar bisa berpuasa dengan benar;
(a) Menjauhi kemaksiatan, perkataan dan perbuatan sia-sia.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa
yang tidak menahan diri dari ucapan dusta dan perbuatan buruk maka
sedikit pun Allah tidak sudi menerima puasanya meskipun ia menahan diri
dari makan dan minum.” (HR. al-Bukhari).
(b) Berniat puasa pada malamnya, mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka dengan membaca doa berbuka,
ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ إِنْ شَاءَاللهُ
“Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap, Insyaallah.” (HR. Abu Dawud)
2. Shalat Tarawih
Nabi bersabda, “Barangsiapa
menunaikan qiyamullail pada bulan Ramadhan, karena keimanan dan
mengharapkan pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
“Siapa saja yang shalat Tarawih bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah).
3. Bershadaqah
“Siapa saja yang shalat Tarawih bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah).
3. Bershadaqah
Rasulullah
adalah orang yang sangat dermawan; kebaikan dan kedermawanan beliau
pada bulan Ramadhan melebihi angin yang berhembus. Rasulullah bersabda,“Seutama-utama shadaqah adalah shadaqah di bulan Ramadhan.” (HR. at-Tirmidzi)
Shadaqah ini di antaranya adalah:
Shadaqah ini di antaranya adalah:
(a) Memberi makan
Para Salafush Shalih senantiasa berlomba dalam memberi makan kepada orang lapar dan yang membutuhkan. Nabi bersabda, “Siapa
saja di antara orang mukmin yang memberi makan saudaranya sesama mukmin
yang lapar, niscaya Allah akan memberinya buah-buahan Surga. Siapa saja
di antara orang mukmin yang memberi minum saudaranya sesama mukmin yang
haus, niscaya Allah akan memberinya minuman dari Rahiqul Makhtum.” (HR. at-Tirmidzi dengan sanad hasan).
(b) Menyediakan makanan berbuka
(b) Menyediakan makanan berbuka
Nabi bersabda, “Barangsiapa
menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, niscaya ia akan
mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala
orang yang berpuasa itu sedikitpun.” (HR. at-Tirmidzi, hasan shahih).
Dalam riwayat lain dikatakan, “…menjadi penghapus dosanya dan menjadi pembebas dirinya dari api Neraka…”
4. Banyak membaca al-Qur’an
Dalam riwayat lain dikatakan, “…menjadi penghapus dosanya dan menjadi pembebas dirinya dari api Neraka…”
4. Banyak membaca al-Qur’an
Malaikat
Jibril memperdengarkan al-Qur’an kepada Rasulullah pada bulan Ramadhan.
Utsman bin Affan mengkhatamkannya pada setiap hari Ramadhan. Sebagian Salafush Shalih
mengkhatamkan setiap 3 malam sekali dalam shalat Tarawih. Imam
asy-Syafi’i dapat mengkhatamkan 60 kali di luar shalat dalam bulan
Ramadhan.
5. Tetap duduk di dalam masjid hingga terbit matahari
5. Tetap duduk di dalam masjid hingga terbit matahari
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa
shalat fajar berjama’ah di masjid, kemudian tetap duduk berdzikir
mengingat Allah, hingga terbit matahari lalu shalat dua raka’at (Dhuha),
maka seakan-akan ia mendapat pahala haji dan umrah dengan sempurna,
sempurna dan sempurna.” (HR. at-Tirmidzi, dishahihkan oleh al-Albani).
6. Mencari malam Lailatul Qadar
6. Mencari malam Lailatul Qadar
Terutama pada malam-malam ganjil di akhir Ramadhan dengan memperbanyak doa,
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan menyukai untuk mengampuni, maka ampunilah aku.” (HR. at-Tirmidzi)
“Barangsiapa shalat di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).“Diampuni juga dosa yang akan datang.” (dalam Musnad ahmad dari ‘Ubadah).
7. I’tikaf
“Barangsiapa shalat di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).“Diampuni juga dosa yang akan datang.” (dalam Musnad ahmad dari ‘Ubadah).
7. I’tikaf
Yakni menetapi masjid dan berdiam di dalamnya dengan niat mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam sebuah hadits disebutkan, “Bila masuk 10 (hari terakhir bulan Ramadhan) Nabi mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dengan ibadah dan membangunkan keluarganya.” (HR. al-Bukhari).
“Bahwasanya Nabi senantiasa ber’itikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan hingga Allah mewafatkan beliau.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
8. Umrah di bulan Ramadhan
Dalam sebuah hadits disebutkan, “Bila masuk 10 (hari terakhir bulan Ramadhan) Nabi mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dengan ibadah dan membangunkan keluarganya.” (HR. al-Bukhari).
“Bahwasanya Nabi senantiasa ber’itikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan hingga Allah mewafatkan beliau.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
8. Umrah di bulan Ramadhan
Rasulullah bersabda, “Umrah di bulan Ramadhan sama seperti ibadah haji.” Dalam riwayat lain, “...sama seperti menunaikan haji bersamaku.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
9. Memperbanyak istighfar, dzikir dan doa
9. Memperbanyak istighfar, dzikir dan doa
Terutama di saat sahur, berbuka, hari Jum’at, dan sepertiga malam terakhir sepanjang bulan Ramadhan.
Hukum dan Golongan Manusia Dalam Berpuasa
1. Puasa diwajibkan kepada setiap muslim, baligh, mampu dan bukan dalam keadaan safar(bepergian).
2.
Orang kafir tidak diwajibkan berpuasa dan jika ia masuk Islam tidak
diwajibkan mengqadha’(mengganti) puasa yang ditinggalkannya selama ia
belum masuk Islam.
3. Anak kecil di bawah usia baligh tidak diwajibkan berpuasa, tetapi dianjurkan untuk dibiasakan berpuasa.
4.
Orang gila tidak wajib berpuasa dan tidak dituntut untuk mengganti
puasa dengan memberi makan, walaupun sudah baligh. Begitu pula orang
yang kurang akalnya dan orang
pikun.
5. Orang yang sudah tidak mampu
untuk berpuasa disebabkan penyakit, usia lanjut, sebagai pengganti puasa
ia harus memberi makan setiap hari satu orang miskin (membayar fidyah).
6.
Bagi seseorang yang sakit dan penyakitnya masih ada kemungkinan untuk
dapat disembuhkan, jika ia merasa berat untuk menjalankan puasa, maka
dibolehkan baginya tidak berpuasa, tetapi harus mengqadha’nya setelah
sembuh.
7. Wanita yang sedang hamil atau sedang menyusui jika dengan
puasa ia merasa khawatir terhadap kesehatan dirinya dan anaknya, maka
dibolehkan tidak berpuasa dan kemudian mengqadha’nya di hari yang lain.
8. Wanita yang sedang haidh atau nifas, tidak boleh berpuasa dan harus mengqadha’nya pada hari yang lain.
9.
Orang yang terpaksa berbuka puasa karena hendak menyelamatkan orang
yang hampir tenggelam atau terbakar, maka ia mengqadha’ puasa yang
ditinggalkan itu pada hari yang lain.
10. Bagi musafir boleh memilih
antara berpuasa dan tidak berpuasa. Jika memilih tidak berpuasa, maka ia
harus mengqadha’nya di hari yang lain. Hal ini berlaku bagi musafir
sementara, seperti bepergian untuk melaksanakan umrah, atau musafir
tetap, seperti sopir truk dan bus (luar kota), maka bagi mereka boleh
tidak berpuasa selama mereka tinggal di daerah (negeri) orang lain dan
harus mengqadha’nya. (Redaksi)
Sumber:
1. Brosur tentang Puasa Ramadhan, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.
2. Kaifa Na’isyu Ramadhan, Syaikh Abdullah ash-Shalih.
1. Brosur tentang Puasa Ramadhan, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.
2. Kaifa Na’isyu Ramadhan, Syaikh Abdullah ash-Shalih.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan